29 September 2009

Mengenalkan Cara Bersahabat dengan Air Sejak Dini



Menyelami Diri



Menyelami dasar laut jauh lebih mudah ketimbang menyelami diri sendiri. Benarkah begitu, Laura?

11 Maret 2009

MARI BERGABUNG DENGAN DIVETOWRECK!

Bagi rekan-rekan yang hobi berenang dan menyelam serta tertarik petualangan menyelami kapal karam, silahkan bergabung dengan kami.
Keanggotaan divetowreck tidak mengikat, kecuali bagi pengurus.
Dengan menjadi anggota, dapatkan kemudahan untuk saling berbagi, saling mengembangkan diri, saling belajar dan berlatih, serta saling berbagi ilmu terkait dengan kapal karam.

Caranya:
(1) Kirimkan foto, alasan melamar menjadi anggota divetowreck, dan profil singkat Anda melalui email ke divetowreck@gmail.com
(2) Rekan-rekan yang diterima, foto dan profilnya akan ditampilkan pada MEMBER blog ini.

04 Februari 2009

ADA APA DENGAN LIBERTY?


Jika Anda penyelam, siapa yang tak kenal Liberty di Tulamben Bali?
Seorang teman dari Departemen Entahbarantah sangat terinspirasi dengan potensi Liberty ini. Bayangkan, dalam satu hari satu malam ada 200 - 400 penyelam yang menyambangi kapal karam di kedalaman 6 - 28 meter itu. Jika satu penyelam membelanjakan uang minimal 2 juta untuk menginap, sewa alat, bayar guide, bayar porter, isi tabung, makan, dsb, berarti dalam 1 hari minimal Liberty bisa meraup 400 - 800 juta.
Teman saya itu, sangat ingin mencari kapal karam untuk dijadikan seperti Liberty yang lain. Karena ia yakin Indonesia masih punya banyak shipwreck yang kondisinya lebih baik dari Liberty. Sayang sekali, teman saya itu tersandung aturan. Departemennya tidak berhak mengurusi itu. "Bukan TUPOKSINYA!", katanya. Yang berhak adalah Departemen Berentahentah.

Pemanfaatan shipwreck ini emang bermacam-macam. Untuk Liberty, sudah jelas kalo ekonomi yang diutamakan. Tapi shipwreck lain bisa saja dimanfaatkan lain. Seperti yang ditemukan di Kerawang, Jepara, dan Cirebon baru-baru ini. Konon, temuan penting itu dapat dipakai untuk menelusuri sejarah maritim Indonesia. Wah!
Anehnya, waktu saya bertanya pada seorang teman yang bekerja di salah satu pengangkatan BMKT tentang alasan penghentian pengangkatan, ia menjawab, "Gak ada apa-apanya, keramik pasaran semua!". Nah lho! Kok ujung-ujungnya pemanfaatan ekonomi jua yang diutamakan. Lantas bagaimana dengan nilai sejarah, budaya, dan identitas di balik itu semua?

Nampaknya belum ada yang peduli memikirkan itu. Buktinya ketika Liberty pelan-pelan lapuk dan hancur, tak seorangpun memikirkan untuk menanganinya. Bahkan sejarah LIberty pun masih sangat minim. Paling kita dapat 1-2 paragraf yang disablon di kaos yang dijual untuk souvenir.
Atau ada yang punya informasi? Jika ada, mohon saya dikirimi untuk memperkaya media ini.

11 Januari 2009

Berita Penelitian, Oktober 2008


WRECK DI MOROTAI

Morotai adalah salah satu tempat wisata bawah air yang cukup mempesona di Maluku Utara. Pulau yang baru saja menjadi kabupaten tersendiri bulan september 2008, pecahan dari Halmahera Utara ini, memiliki luas ± 1.800 km². Morotai dapat ditempuh dari Ternate, ibukota Halmahera Utara, yang berjarak 138 mil. Wilayah ini secara umum memiliki tipologi lingkungan yang khas, di mana tidak hanya memiliki alam pegunungan tetapi juga memiliki areal pesisir pantai yang indah.

Hamparan pantai dan pulau-pulau kecil di sekitarnya merupakan aset wisata yang menarik untuk dikembangkan, dengan sedikitnya 13 dive spot yang mewakili kondisi bawah air yang mempesona, diisi oleh beragam biota di dalamnya. Salah satu dive spot yang luar biasa adalah Pantai Lapangan Pante. Tempat ini berada di arah timur Dermaga Daruba dengan jarak 1,25 mil laut yang dapat ditempuh selama 35 menit dengan menggunakan speed boat berkecepatan 25 knot.

Temuan-temuan di Pantai Lapangan Pante kini sudah rusak dan tersebar dalam satu area dengan kedalaman antara 8 – 89 meter, sebagian besar sudah hancur berkeping-keping. Kondisi tersebut menjadikan satu kendala dalam usaha identifikasi. Meski begitu, masih ada satu temuan—meskipun tidak utuh—yang memiliki beberapa item yang mampu mewakili tiap bagiannya dan berada pada kedalaman yang masih memungkinkan untuk dilakukan penyelaman, yaitu bangkai pesawat terbang. Karenanya, mengingat keterbatasan waktu penyelaman di kedalaman rata-rata 40 meter itu, proses identifikasi pun difokuskan pada bangkai pesawat tersebut. Temuan ini berada pada ± 200 meter dari Pantai Lapangan Pante dengan kedalaman 39 – 43 meter. Pada kedalaman tersebut kondisi air masih sangat jernih dengan visibilitas horisontal ± 20 meter dan suhu yang relatif hangat, yaitu ± 27ยบ C.

MENYELAM ITU MUDAH!

Pada mulanya saya membayangkan menyelam itu sulit. Hal itu terpikir pada awal tahun 2003 ketika Mas Arief Cakil mengajak saya untuk mengembangkan Underwater Arcaheology di Jurusan Arkeologi UGM--tempat saya bekerja. Pekerjaan saya di Bunaken pertengahan 2003, mulai mengusik pikiran itu. Ternyata menyelam itu menyenangkan, meskipun tentu saja masih terasa sulit pada waktu itu.
Seperti halnya belajar naik sepeda, jika ingin bisa, ya bersepedalah sesering mungkin. Akhirnya, menyelam dan bekerja di bawah air jauh terasa lebih mudah dibanding bekerja di darat. Kenapa? Di dalam air kita bisa bergerak tiga dimensi: ke kiri, ke kanan, ke atas, ke bawah, bahkan bisa jumpalitan. Kita bisa melayang! Sungguh menakjubkan!

Mengapa arkeolog perlu menyelami bawah air?

Sejak lama perairan Indonesia menjadi ladang subur perburuan liar harta karun. Penyelam tradisional dan nelayan lokal sering melakukan pengambilan benda-benda antik dari dasar laut. Lalu berbagai sindikat internasional ikut terlibat di dalamnya dengan mempergunakan peralatan yang canggih. Penjarahan ribuan potong keramik antik dan bermacam jenis harta karun dari kapal der Geldermalsen di Perairan Riau dan kapal Flor de Mar di Selat Malaka pada 1980-an, membuka lembaran hitam dunia arkeologi bawah air (ABA) Indonesia. Selain kehilangan data sejarah penting, kita pun harus merelakan kekayaan bernilai jutaan dolar itu terbang ke kantong penjahat. Pengambilan barang-barang antik dari dalam laut, anehnya, tetap saja berlangsung di perairan Indonesia (Susantio, 2006). Lalu di mana para arkeolog?

Angin segar sudah mulai berhembus, baik dari departemen pemerintah maupun akademisi. Di UI dan UGM, arkeologi bawah air sudah masuk pada kurikulum wajib. Ruang lingkup mata kuliah ini lebih dikhususkan kepada semua materi peninggalan budaya yang tenggelam atau berada di bawah air, misalnya kapal beserta muatannya yang karam, struktur benteng, gerabah, keramik, bekas kota yang tenggelam di dasar sumur, sungai, danau maupun laut (Mundarjito, 2007).

Sayangnya, kurikulum di perguruan tinggi tidak bisa mengakomodasi rekan-rekan yang benar-benar ingin menyelam, bukan hanya menguasai teori (asal omong). Untuk itu rekan-rekan mahasiswa perlu mencari sendiri sertifikat yang disyaratkan untuk menjadi arkeolog bawah air. Persyaratan minimal adalah Two Star. Berikut ini adalah standar diklat selam yang harus dilalui arkeolog sesuai standar POSSI dan CMAS.

STANDAR DIKLAT SELAM 1 (One) STAR DIVER

Persyaratan Peserta Diklat (umum)

  1. Formulir Pendaftaran
  2. Pernyataan riwayat kesehatan
  3. Pernyataan mengerti akan standar keamanan penyelaman
  4. Pernyataan tanggung jawab dan menerima resiko

Ketentuan Dasar Diklat

  1. Peserta diklat wajib hadir dan mengikuti penuh seluruh program Pengetahuan Akademis Penyelaman (PAP)
  2. Peserta Diklat wajib mengikuti ketrampilan kolam dan latihan penyelaman dalam program Latihan Perairan Terbuka (LPT)
  3. Peserta Diklat wajib mengikuti latihan penyelaman perairan terbuka minimum 12 meter (40 feet) dan maksimum 18 meter (60 feet)

Kualifikasi Kemampuan dan Sertifikasi

  1. Peserta Diklat wajib mengikuti evaluasi kemampuan praktek (ketrampilan) setelah mengikuti seluruh pelajaran teknik ketrampilan selam yang dilakukan pengajar instruktur CMAS yang bertanggung jawab, setelah seluruh pelajaran LPT diberikan.
  2. Peserta wajib mengikuti evaluasi (ujian) tertulis yang dilakukan pengajar instruktur CMAS yang bertanggung jawab, setelah seluruh pelajaran PAP diberikan.
  3. Kualifikasi kemampuan ditentukan sesuai hasil yang dicapai pada sasaran pelajaran dan evaluasi yang diikuti dengan batas nilai kelulusan 75 %.

Jumlah jam pelajaran

  1. Pengetahuan Akademis Penyelaman: 18 Jam Pelajaran
  2. Latihan Ketrampilan Kolam: 15 Jam Pelajaran
  3. Latihan Perairan Terbuka: 15 Jam Pelajaran

STANDAR DIKLAT SELAM 2 (Two) STAR DIVER

Persyaratan Peserta Diklat (umum)

  1. Formulir Pendaftaran
  2. Pernyataan riwayat kesehatan
  3. Pernyataan mengerti akan standar keamanan penyelaman
  4. Pernyataan tanggung jawab dan menerima resiko

Ketentuan Dasar Diklat

  1. Peserta diklat wajib hadir dan mengikuti penuh seluruh program Pengetahuan Akademis Penyelaman (PAP)
  2. Peserta Diklat wajib mengikuti ketrampilan kolam dan latihan penyelaman dalam program Latihan Perairan Terbuka (LPT)
  3. Peserta Diklat wajib mengikuti pengenalan spesialisasi selam (Navigasi Bawah Air, Penyelaman Dalam, dan Penyelaman Malam)
  4. Peserta Diklat wajib mengikuti pengenalan spesilisasi secara mandiri.
  5. Peserta Diklat wajib mengikuti latihan penyelaman perairan terbuka minimum 18 meter (60 feet) dan maksimum 30 meter (100 feet)
  6. Peserta Diklat harus memiliki kemampuan mempersiapkan, menerapkan teknik dan prosedur penyelaman di kondisi perairan teduh dan kondisi penglihatan visibilitas (jarak pandang) yang baik.

Kualifikasi kemampuan dan sertifikasi

  1. Peserta Diklat wajib mengikuti evaluasi kemampuan praktek (ketrampilan) setelah mengikuti seluruh pelajaran teknik ketrampilan selam yang dilakukan pengajar instruktur CMAS yang bertanggung jawab, setelah seluruh pelajaran LPT diberikan.
  2. Peserta wajib mengikuti evaluasi (ujian) tertulis yang dilakukan pengajar instruktur CMAS yang bertanggung jawab, setelah seluruh pelajaran PAP diberikan.
  3. Kualifikasi kemampuan ditentukan sesuai hasil yang dicapai pada sasaran pelajaran dan evaluasi yang diikuti dengan batas nilai kelulusan 75 %.

Jumlah jam pelajaran

  1. Pengetahuan Akademis Penyelaman: 6 - 8 Jam Pelajaran - efektif
  2. Latihan Ketrampilan Kolam: 4 – 5 Jam Pelajaran - efektif
  3. Latihan Perairan Terbuka: 15 – 18 Jam Pelajaran - efektif